Thursday, March 10, 2011

Kajian Teori tentang Kecemasan Menghadapi Ujian

A.      Hakikat Kecemasan Menghadapi Ujian
1.      Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian
Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti  mencekik. Konsep kecemasan memegang peranan yang sangat mendasar dalam teori-teori tentang stres dan penyesuaian diri (Griez Eric,J.L, 2001:22). Menurut Post  (1978:3), kecemasan adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan, yang ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya sistem syaraf pusat.
Kecemasan merupakan suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Banyak hal yang dapat menimbulkan kecemasan, misalnya, kesehatan, relasi sosial, ujian, karier, relasi internasional, dan kondisi lingkungan adalah beberapa hal yang menjadi sumber kekhawatiran. Kecemasan terjadi sebagai akibat dari ancaman terhadap harga diri atau identitas diri yang sangat mendasar bagi keberadaan individu. Kecemasan dikomunikasikan secara interpersonal dan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, menghasilkan peringatan yang berharga dan penting untuk upaya memelihara keseimbangan diri dan melindungi diri (Nevid dkk, 2006; Suliswati dkk, 2005 dalam Hidayati Arina, 2008:2).
Kecemasan atau anxiety merupakan salah satu bentuk emosi individu yang berkenaan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan objek ancaman yang tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas yang wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai motivasi, tetapi apabila intensitasnya sangat kuat dan bersifat negatif justru akan menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu keadaan fisik dan psikis individu yang bersangkutan.
Dalam Anom Sutanaya (2005:15) dinyatakan definisi tentang kecemasan, yaitu :
Anxienty is a normal emotion that is needed to survive. It is most commonly experinced as fear or wory. Anxienty is useful as it can help us to perfom to our best ability. Like most things in life, too much anxienty is not useful thing. Anxienty that is severe can impact on a persons health and happiness, and on their ability to complede every day activities and achieve life goals.
Kecemasan adalah suatu emosi normal yang diperlukan untuk survive. Yang paling umum adalah ketika mengalami takut atau ragu-ragu. Kecemasan sebagai suatu hal yang umum yang dapat membantu kita untuk melaksanakan kemampuan yang terbaik. Kebanyakan hal-hal hidup, bila kita terlalu cemas ini bukan merupakan suatu hal yang bermanfaat. Kecemasan adalah suatu hal yang menjengkelkan, dapat berdampak pada kebahagiaan dan kesehatan seseorang, dan pada kemampuan untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari secara lengkap untuk mencapai tujuan hidupnya.
Selengkapnya,silakan download pada link berikut

Read More ..

Model Konseling Behavioral dengan Teknik Desensitisasi Sistematis


1.    Pengertian Teknik Desensitisasi  Sistematis.
Menurut sejarah teknik desensitisasi sitematis, Nietzel dan Berstein (1987) mengemukakan tentang latar belakang teknik ini antara lain tokoh Watson dan Rayner melihat bahwa rasa takut dipelajari lewat conditioning, demikian juga sebaliknya rasa takut dapat dihilangkan lewat counter conditioning-nya. Tahun 1920-an Johannes Schulz, psikolog Jerman, mengembangkan teknik “Autogenic Training” yang mengkombinasikan diagnosis, relaksasi dan autosugesti untuk konseli yang mengalami kecemasan. Tahun 1935 Guthrie mengemukakan beberapa teknik untuk menghapus kebiasaan maladaptive termasuk kecemasan; dengan menghadapkan individu yang mengalami phobia pada stimulus yang tidak dapat menimbulkan kecemasan secara gradual ditingkatkan ke stimulus yang lebih kuat menimbulkan ketakutan.
Desensitisasi  Sistematis adalah salah satu teknik yang paling luas digunakan dalam terapi tingkah laku. Desensitisasi  sistematis digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperkuat secara negatif, dan menyertakan pemunculan tingkah laku atau respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang hendak dihapuskan itu, Desensitisasi  diarahkan kepada mengajar klien untuk menampilkan suatu respon yang tidak konsisten dengan kecemasan.
Wolpe (dalam Gerald Corey, 2007:210)  telah mengembangkan suatu respon yakni relaksasi, yang secara fisiologis bertentangan dengan kecemasan yang secara sistematis diasosiasikan dengan aspek-aspek dari situasi yang mengancam. Desensitisasi  sistematis adalah teknik yang cocok digunakan untuk menangani fobia-fobia, kecemasan dan ketakutan. Teknik ini bisa diterapkan secara efektif pada berbagai situasi penghasil kecemasan, mencakup situasi interpersonal, ketakutan terhadap ujian, kecemasan-kecemasan neurotik, serta impotensi dan frigiditas seksual.
Sulaiman Zein (dalam http://id.wordpress.com/tag/teknik-konseling/, 2008:6 /) mengemukakan bahwa ”Desensitisasi  sistematis merupakan teknik konseling behavioral yang memfokuskan bantuan untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan klien untuk rileks”. Esensi teknik ini adalah menghilangkan tingkah laku yang diperkuat secara negatif dan menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan. Dengan pengkondisian klasik respon-respon yang tidak dikehendaki dapat dihilangkan secara bertahap. Jadi Desensitisasi  sistematis hakikatnya merupakan teknik relaksi yang digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperkuat secara negatif biasanya merupakan kecemasan, dan ia menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan. 

Read More ..

Contoh Proposal Penelitian

 CONTOH PROPOSAL PENELITIAN TESIS
 

A.    Judul     :  EFEKTIVITAS TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS UNTUK MEREDUKSI  KECEMASAN  UJIAN  (STUDI EKSPERIMEN PADA  SISWA KELAS X SMA NEGERI  2 SINGARAJA)

B.       Latar Belakang Penelitian
Keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan tidak terlepas dari pelaksanaan proses  pembelajaran  di sekolah. Sekolah merupakan salah satu unsur pelaksana yang dominan dalam keseluruhan organisasi pendidikan, disamping keluarga dan masyarakat sendiri. Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang formal sehingga memungkinkan pelaksanaan pendidikan yang terarah, terkontrol dan teratur. Kegiatan belajar mengajar di sekolah meliputi seluruh aktivitas dengan membahas seperangkat materi pelajaran agar siswa mempunyai kecakapan dan pengetahuan yang bermanfaat dalam kehidupannya. Dalam upaya mendapatkan pengetahuan oleh siswa di sekolah, sudah tentunya tidak akan terlepas dari berbagai permasalahan kesulitan dalam belajarnya.
Kesulitan belajar dan rendahnya prestasi belajar merupakan faktor yang menjadi sorotan dunia pendidikan. Kesulitan dan rendahnya prestasi belajar bukan hanya semata - mata disebabkan oleh siswa bodoh atau kecerdasannya kurang, tetapi banyak siswa yang telah memiliki kecerdasan dan motivasi tinggi, tetapi prestasinya dapat turun setelah mengikuti ujian yang dilaksanakan berikutnya. Hal tersebut dapat dipenggaruhi faktor lain, seperti kecemasan dalam menghadapi ujian dan pelajaran yang dianggap sulit. Kenyataan terlihat di lapangan bahwa kebanyakan siswa tersebut mengalami kecemasan menjelang diadakan ujian akhir nasional.

Selengkapnya, download di link ini: 
      http://www.ziddu.com/download/14127585/PROPOSAL.doc.html

Read More ..

Friday, March 4, 2011

Sumber Inovasi Pendidikan


INOVASI DAN SUMBER INOVASI


A.     PENGERTIAN INOVASI PENDIDIKAN
Inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi Inovasi pendidikan adalah  suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau diskoveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
Pendidikan adalah suatu system, maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen system pendidikan baik dalam arti system dalam arti sekolah maupun system dalam arti luas misalnya system pendidikan nasional. Inovasi pendidikan terjadi dalam komponen-komponen pendidikan seperti inovasi dalam oembinaan personalia, inovasi jumlah personalia dalam suatu wilayah kerja, inovasi masalah fasilitas fisik,  penggunaan waktu, merumuskan tujuan pendidikan, inovasi prosedur (missal : penggunaan kurikulum abru, cara membuat persiapan mengajar, pengajaran individual, kelompok dsb.), inovasi dalam peran yang diperlukan, mekanisme kerja dan banyak lagi inovasi-inovasi dalam bidang pendidikan.

Read More ..

Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

 EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

A.      Program Bimbingan dan Konseling Sekolah
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi, dengan substansi program pelayanan mencakup: (1) empat bidang, (2) jenis layanan dan kegiatan pendukung, (3) format kegiatan, sasaran pelayanan (4) , dan (5) volume/beban tugas konselor.
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah.
Dilihat dari jenisnya, program Bimbingan dan Konseling terdiri 5 (lima) jenis program, yaitu:
1.   Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
2.  Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
3.   Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
4. Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
5.  Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) >Bimbingan dan Konseling.

Read More ..

Thursday, March 3, 2011

Contoh Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK


Mata Layanan
:
Layanan Dasar
Bidang Bimbingan
:
Pribadi-sosial
Jenis Bimbingan
:
Bimbingan Kelompok
Standar Kompetensi
:
Keterampilan Merancang/Menaklukkan Tujuan
Kompetensi Dasar
:
Mempraktekkan sikap bertanggungjawab secara pribadi terhadap konsekuensi yang muncul dari pengambilan keputusan bersama.
Indikator
:
1.   Dapat menjalin komunikasi yang efektif dalam upaya melakukan koordinasi dalam kelompok dalam upaya mencapai tujuan.
2.  Dapat merancang strategi dengan baik dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
3.     Dapat berkonsentrasi dalam mencapai tujuan
4.     Dapat menjalin kerjasama dalam mencapai tujuan.
Tujuan Layanan
:
Para siswa dapat membuat keputusan, merancang tujuan dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk meraih tujuan bersama.
Materi Layanan
:
Merancang Strategi yang Efektif
Metode dan Teknik
:
Metode Movement : Teknik Digtatik Eksperiental: Pindah Botol Aqua- Gelas
Alat dan Bahan
:
Aqua botol, gelas dan air

Read More ..

Wednesday, March 2, 2011

Silabus Program BK SMA


PENYUSUNAN PROGRAM DAN SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 
PADA SISWA SMA

A.    Dasar Pemikiran Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
Pendidikan bertanggung jawab untuk memfasilitasi siswa menyadari dan mengembangkan potensi dirinya (potential ability) menjadi kemampuan aktual atau kompetensi (actual ability or competency). Outcome dari suatu lembaga pendidikan diharapkan memiliki wawasan global tetapi tetap bertindak secara lokal (think globally but act locally), mempunyai kemampuan, kesanggupan, dan keterampilan hidup (life skills), dapat belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk melakukan (learning to do), belajar untuk menjadi (learning to be), belajar untuk hidup berdampingan dengan yang lain secara harmonis  (learning to life to gether)  dan belajar bagaimana belajar  (learning how to learn) serta sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003. Ini semua merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan di era global yang penuh dengan kompetisi, penuh dengan ledakan besar ilmu pengetahuan dan teknologi (knowledge and technology big bang), dan berbagai keterkejutan masa depan (the future shocks) sehingga mampu bertahan hidup (survive) dan terbebas dari berbagai keterkejutan masa depan tersebut.
Konsekuensi logis dari uraian tersebut, institusi pendidikan tersebut sebagai sebuah sistem yang bertanggung jawab pada peningkatan kualitas SDM dan sebagai filter, harus me-manage dan mendayagunakan seluruh subsistem pendidikan yang terdapat di dalamnya. Dalam konteks ini, layanan bimbingan dan konseling (BK) yang telah mendapat kepercayaan publik (public trust) dan legalisasi berdasarkan UUSPN No. 20 tahun 2003 sebagai salah satu subsistem pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara ektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negera. (UUSPN No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 1)

Read More ..

Tuesday, March 1, 2011

Tugas Personalia Konselor Sekolah


 Deskripsi Tugas Personalia Bimbingan dan Konseling Sekolah

Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan di bawah tanggung jawab Kepala Sekolah dan seluruh staf. Koordinator bimbingan dan konseling bertanggung jawab dalam menyelenggarakan bimbingan dan konseling secara operasional. Personel lain yang mencakup Wakil Kepala Sekolah, Guru Pembimbing (konselor), guru bidang studi, dan wali kelas memiliki peran dan tugas masing-masing dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling. Secara rinci deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-masing personel, serta organisasi bimbingan dan konseling di sekolah dapat disimak pada tabel 1. berikut.

Read More ..

Analisis Pelaksanaan Program Konseling


Analisis SWOT dalam Pelaksanaan Program Konseling di Sekolah

Suatu lembaga pendidikan dinilai mempunyai kinerja yang baik jika lembaga tersebut  menghasilkan calon pendidik yang profesional sesuai dengan bidangnya. Pencapaian upaya tersebut sudah tentu banyak faktor yang mempengaruhi di dalamnya. Faktor-faktor tersebut pada prinsipnya dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam, dan faktor eksternal yang berasal dari luar. Dengan menganalisis dan mengevaluasi berbagai faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja bimbingan dan konseling, diharapkan konselor dapat mengetahui kapasitas kemampuannya saat ini, dan menentukan strategi untuk meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang.
Pada prinsipnya hal-hal yang termaksud ke dalam faktor internal yang mempengaruhi kinerja konselor adalah hal-hal yang berkaitan dengan kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses). Sedangkan, hal-hal yang termasuk dalam faktor eksternal adalah yang berkaitan dengan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang dapat mempengaruhi kinerja konselor tersebut. Dengan menganalisis kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses) yang ada, serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang harus di hadapi, maka pihak bimbingan dan konseling nantinya dapat menentukan strategi agar mampu mengembangkan dan meningkatkan kualitasnya secara optimal.
Dalam kinerja bimbingan konseling saat ini, acuan untuk melihat hal-hal yang menjadi kondisi internal didasarkan pada strategi layanan yang dipergunakan dalam proses bimbingan dan konseling oleh konselor atau guru BK. Sedangkan kondisi eksternal didasarkan pada kondisi yang ada di luar lembaga yang berupa peluang dan tantangan, termasuk tuntutan pemangku kepentingan (stackholder).

Read More ..

Bimbingan dan Konseling Perkembangan


A.      Bimbingan dan Konseling Perkembangan
1.      Bimbingan Konseling Tradisional dan Perkembangan
Pada prinsipnya, bimbingan konseling perkembangan merupakan pembaharuan dari bimbingan konseling tradisional. Adapun beberapa asumsinya adalah, yaitu:
a.     Pencapaian Tugas-tugas Perkembangan merupakan tujuan BK.
b.   Perkembangan pribadi yg optimal terjadi melalui interaksi yg sehat antara individu dengan lingkungannya.
c.    Hakikat BK terletak pada keterkaitan antara lingkungan belajar dengan perkembangan individu.
d.      Konseli tidak dipandang sebagai manusia yang sakit mentalnya. Disini Konseli dipandang sebagai individu yang mampu memilih tujuan, membuat keputusan, dan berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam mencapai perkembangan dirinya.
e.    Konseli adalah seorang pribadi yang unik dan berharga yg berjuang untuk mengembangkan dirinya. Dia adalah anggota kelompoknya, bagian dari budayanya, dan tidak pernah terisolasi dari lingkungan sosialnya.
f.     Konselor tidak bersifat netral, atau a moral, dia memiliki nilai-nilai, perasaan, dan komitmen kepada dirinya. 
Berdasarkan asumsi di atas, adapun perbedaan karakteristik antara bimbingan tradisional dengan perkembangan dapat ditampilkan dalam tabel berikut.

Read More ..

Penyusunan Program BK Komprehensif


Landasan Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Landasan atau dasar program merupakan suatu keputusan awal dan menentukan yang harus diambil oleh pemegang kebijakan pendidikan di sekolah bagi terwujudnya suatu program bimbingan dan konseling sekolah. Merancang keputusan dasar yang kuat memerlukan usaha kerjasama semua unsur dan personel sekolah, termasuk dengan orang tua dan masyarakat, sehingga program bimbingan dan konseling bisa diterima dan memberikan manfaat bagi semua siswa. Dengan demikian, selama tahap pengembangan program bimbingan dan konseling, para stakeholder hendaknya bermusyawarah untuk menentukan filosofi, misi dan fungsi dan isi keseluruhan program. Dasar pengembangan program yang lengkap merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan bahwa program bimbingan dan konseling sekolah menjadi suatu bagian utuh dari seluruh program pendidikan untuk keberhasilan para siswa.
       

Read More ..

Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Program bimbingan dan konseling sekolah merupakan serangkaian rencana aktivitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yang selanjutnya akan menjadi pedoman bagi setiap personel dalam pelaksanaan dan pertanggungjawabannya. Program bimbingan dan konseling sekolah yang komprehensif di dalamnya akan tergambarkan visi, misi, tujuan, fungsi, sasaran layanan, kegiatan, strategi, personel, fasilitas dan rencana evaluasinya. Dengan demikian, program bimbingan dan konseling sekolah yang komprehensif disusun untuk merefleksikan pendekatan yang menyeluruh bagi dasar penyusunan program, pelaksanaan program, sistem manajemen, dan sistem pertanggungjawabannya. Selain itu, program bimbingan dan konseling sekolah dirancang untuk menjamin bahwa setiap siswa memiliki hak yang sama untuk memperoleh  manfaat program itu. Sehingga kenyataan yang sering muncul, yaitu aktivitas konselor sekolah yang menghabiskan banyak waktunya untuk memenuhi kebutuhan sebagian kecil siswa (secara khusus hanya mengurus kebutuhan siswa berprestasi rendah dan bermasalah) tidak terjadi lagi.  Dengan demikian, secara mendasar program bimbingan dan konseling sekolah direkomendasikan sebagai upaya pemberian layanan langsung bagi seluruh siswa, jadi setiap siswa meneriman manfaat program tersebut.
Sehubungan dengan sifat program bimbingan dan konseling komprehensif,  ada tiga hal yang secara mendasar perlu diperhatikan dalam penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu: (1) ruang lingkup yang menyeluruh, (2) dirancang lebih berorientasi pencegahan; dan (3) tujuannya pengembangan potensi siswa.

Read More ..

Budaya Sekolah


MENILAI DAN MERUBAH BUDAYA SEKOLAH

Budaya sekolah adalah penting bagi konselor profesional sekolah karena misi dan tujuan pendidikan tidak dapat dipenuhi jika pengaturan konteks ini di sekolah tidak mendukung. Konselor profesional sekolah, dengan pelatihan khusus, yang mampu berbicara yang berperan sebagai pemimpin untuk membuat budaya sekolah yang lebih akomodatif bagi guru dan pengembangan staf dan mahasiswa dalam pertumbuhan dan pembelajaran. Bab ini akan membahas pentingnya menilai dan mengubah budaya dan strategi sekolah profesional konselor sekolah dapat menerapkannya untuk memperbaiki iklim sekolah dalam upaya pendidikan berkualitas.

Read More ..

Pages