Tuesday, October 26, 2010
Inovasi dalam BK
INOVASI
DALAM BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Pengertian Inovasi dalam Bidang Bimbingan dan Konseling
Inovasi adalah suatu ide, hal-hal yang praktis,metode,cara,barang-barang buatan manusia yang diamati sebagai suatu hal yang benar-benar baru bagi seseorang atau kelompok (masyarakat) yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu permasalahan.
Inovasi dalam bidang BK adalah suatu ide,metode, cara atau barang yang dibuat oleh guru bimbingan dan konseling yang diamati sebagai suatu hal yang benar-benar baru yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah dalam bidang bimbingan dan konseling.
B. Fenomena Guru Bimbingan dan Konseling di Lapangan
Adapun beberapa fenomena tentang guru bimbingan dan konseling atau konselor di lapangan, yaitu :
1. Dipersepsikan sebagai polisi sekolah oleh siswa maupun masyarakat. Sehingga siswa terkadang enggan untuk bertemu dengan konselor.
2. Pekerjaan guru BK dipandang lebih mudah dari guru biasa oleh khalayak tertentu.
3. Masih ada di beberapa sekolah , guru BK berasal dari latar pendidikan yang berbeda, sehingga menimbulkan persepsi negatif pada siswa tentang kemampaunnya dalam pemecahan masalah.
4. Tuntutan peningkatan kualitas pribadi konselor supaya bisa memberikan layanan yang profesional.
C. Ranah Inovasi dalam Aspek Kualitas Pribadi Konselor
Penciptaan inovasi dalam bidang bimbingan dan konseling, pada dasarnya akan berpijak dari fenomena yang terjadi di lapangan sebagai dasar pemikiran untuk menciptakan ide tau metode inovatif yang bisa dimanfaatkan dalam BK itu sendiri. Adapun beberapa ranah dalam bimbingan dan konseling yang sekiranya perlu pemikiran yang inovatif oleh konselor untuk menciptakan inovasi baru, baik berupa ide, metode maupun strategi baru yang berbeda dari sebelumnya. Nantinya, apa yang tercetus dapat menciptakan image baru dalam bimbingan dan koseling itu sendiri.
1. Mendirikan tempat Pendidikan Khusus Konselor
Salah satu inovasi yang sudah dijalankan adalah dengan mengikuti Pendidikan Profesi Konselor (PPK) yang dikemangkan dalam Perguruan Tinggi. Lewat PPK ini, calon konselor akan mendapatkan bidang keilmuan khusus yang dapat meningkatkan kualitas pribadi konselor terutama kemampaun untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada klien secara profesional.Sehingga bagi konselor secara pribadi memiliki nilai plus dibandingkan bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan khusus tersebut.
Inovasi lain yang bisa dikembangkan adalah memberikan lebih banyak praktek kepada calon konselor ketimbang pemberian teori yang sifatnya kurang aplikatif. Dari hasil praktek, calon konselor dituntut untuk membuktikan bukti fisik sesuai dengan format yang sudah disepakati. Dengan demikian mereka akan mendapatkan pengalaman langsung di lapangan yang sifatnya aplikatif untuk bekalnya nanti ketika menjadi konselor.
2. Inovasi terhadap Penampilan Konselor
Salah satu pemikiran inovatif untuk merubah cara pandang siswa atau masyarakat di lapangan yang mengganggap guru bimbingan dan konseling sebagai polisi sekolah adalah dengan mengubah penampilan konselor. Dalam kondisi ini, bagaimana konselor berupaya tampil beda dengan guru mata pelajaran misalnya, menunjukkan kepribadian yang ramah, sopan dan berkepribadian yang mantap sehingga bisa “disenangi” oleh siswa. Disamping itu, konselor juga bisa membuat kesepakatan bersama untuk membuat seragam khusus yang menunjukkan jati dirinya sebagai konselor. Sehingga bisa tampil beda dengan guru mata pelajaran di sekolah.
Supaya konselor disenangi oleh siswa, maka penampilan yang sifatnya wishdem atau bijaksana dalam setiap melakukan layanan perlu dikembangkan. Misalnya penggunaan attending yang tepat (tatap, senyum, sapa, salam, sopan dan santun) dalam memberikan layanan.
3. Tes Seleksi Masuk Perguruan Tinggi dan Tes Penerimaan CPNS bagi Konselor
Dalam upaya mengetahui kualitas profesional calon konselor yang akan masuk di Perguruan Tinggi maupun dalam penerimaan CPNS guru bimbingan konseling sekarang ini kita lihat bahwa tes masuk yang digunakan hamper merata dalam artian tidak ada pembedaan yang signifikan untuk masing-masing jurusan.
Cara inovatif yang bisa dilakukan adalah dengan membuat tes khusus baik untuk seleksi masuk perguruan tinggi maupun CPNS untuk calon konselor sekolah dibuatkan tes tulis khusus terkait dengan bimbingan konseling disamping tes pengetahuan umum dan disertakan dengan tes praktik konseling maupun tes bakat dalam bimbingan dan konseling khususnya bagi calon Mahasiswa bimbingan dan Konseling. Dengan demikian akan dapat terlihat dengan jelas tentang bakat dan minat mereka untuk menjadi konselor maupun mengikuti pendidikan konselor.
D. Ranah Inovasi dalam Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling adalah layanan yang bertujuan untuk membantu seluruh peserta didik mengembangkan prilaku efektif dan keterampilan-keterampilan hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangannya. Layanan dasar yang dimaksud yaitu : bidang pribadi,sosial,belajar dan karir. Adapun beberapa aspek yang sekiranya memerlukan pemikiran yang inovatif dalam menciptakan inovasi di bidangnya, yaitu :
1. Penyusunan program layanan bimbingan dan konseling
Pemikiran inovatif yang dikembangkan dalam penyusunan program bimbingan konseling yaitu konselor menyusun program layanan berdasarkan kebutuhan siswa. Bukan semata-mata kebutuhan konselor untuk memenuhi kriteria dalam tugasnya. Salah satu caranya adalah terlebih dahulu konselor menyebarkan kuesioner atau angket tentang kebutuhan akan layanan. Dari hasil angket tersebut, akan dapat diketahui prosentase layanan yang dibutuhkan oleh siswa. Atau membuat tayangan audio visual tentang kebutuhan siswa di sekolah, dan dari tayangan tersebut siswa disuruh merefleksi diri tentang apa yang diinginkannya.
2. Prosentase Konselor dengan siswa
Ketentuan yang berlaku terkait dengan prosentase konselor dengan siswa adalah seorang koselor mempunyai kewajiban terhadap 150 siswa (1:150). Namun yang terjdi di lapangan adalah ketentuan tersebut belum dapat diimplementasikan secara merata. Hal yang menyebabkan adalah kemungkinan dalam suatu sekolah guru BK masih kurang atau kapasitas siswanya terlalu banyak. Salah satu hal inovatif yang bisa dilakukan menjalankan ketentuan tersebut adalah pihak yang berwenang (pmerintah atau kepala sekolah) melakukan pendataan jumlah guru BK dengan siswa dan nantinya membuat patokan supaya bisa memenuhi prosentase 1:150.
3. Perencanaan individual
Terkadang banyak siawa yang enggan bertemu dengan konselor karena dipandang sama dengan guru biasa dari segi kualitasnya. Sehingga pemikiran inovatif yang bsia ditawarkan adalah bagaimana upaya konselor untuk membuat perencanaan individual yang mantap. Bagaimana konselor berupaya supaya bisa ungkap potensi klien, klien bisa terbuka, dan suka dengan pemberian layanan yang diberikan.
Adapun persiapan umum yang perlu dilakukan yaitu: persiapan fisik/ruang konseling, persiapan bahan, persiapan keterampilan menerapkan metode konseling dan persiapan administrasi. Salah satu perencanaan dalam pemberian layanan adalah dengan memberikan tayangan audio visual yang terkait dengan masalah atau kepentingan dari koseli tersebut.
4. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh konseli saat ini. Seyogyanya konselor selalu bersikap responsif terhadap kepentingan dari konseli atau tanggap dengan apa yang dialami oleh konseli saat ini (here and now) sehingga mereka merasa dihargai atas hak-haknya. Salah satu inovasi yang bisa dilakukan adalah dengan membuka layanan konseling yang sifatnya elastis dengan menerapkan prinsip unconditioning positive regard (perhatian positif tanpa syarat). Dalam hal ini konselor seyogyanya selalu berada di ruang BK terkecuali ada sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan. Hal terpenting dalam hal ini adalah menciptakan suasana supaya konseli merasa dirinya dihargai oleh konselor.
5. Pelaksanaan Proses Layanan Bimbingan dan Konseling
Dalam konteks bimbingan dan konseling ada beberapa jenis layanan yang seyogyanya memerlukan hal yang inovatif dalam pelaksanaannya supaya terkesan menyenangkan. Pada dasarnya siswa atau konseli merasa enggan untuk bertemu dengan konselor karena siswa memiliki persepsi yang kurang baik pada dirinya maupun pada konselor yang dilihat dari karakteristiknya. Misalnya, siswa memiliki sifat pemalu, konselor terkesan kurang bijaksana, dan kurang responsif. Layanan bimbingan dan konseling tersebut mencangkup : Layanan informasi, penempatan dan penyaluran, Konseling Individual, Konseling Kelompok, Bimbingan Kelompok, Layanan Konsultasi, dan Layanan Mediasi.
Adapun beberapa upaya inovatif yang bisa diupayakan dalam pelaksanaan layanan tersebut, yaitu:
a. Konselor memiliki persiapan yang matang untuk memberikan layanan konseling. Dari sisi pribadi, konselor menetapkan karakter yang bijaksana dan penguasan pengetahuan tentang layanan yang akan diberikan.
b. Menyediakan ruang yang kondusif dan menyenangkan baik di ruang konseling atau alam terbuka untuk menambah situasi alamiah dan sejuk. Hal inovatif yang bisa diupayakan di sekolah adalah dengan membuat areal khusus yang sifatnya alami di luar kelas, yang sekelilingnya terdapat tanaman bunga, kolam, situasi teduh dengan udara yang sejuk serta tempat duduk yang memadai untuk melakukan konseling.
c. Mempersiapkan sarana audio visual ketika melakukan konseling individual, konseling atau bimbingan kelompok sesuai dengan materi layanannya. Dengan demikian konseli bisa mengekondisikan dari tayangan yang diberikan oleh konsleor serta bisa melihat contoh langsung dari apa yang dialaminya.
d. Selalu memberikan reinforcement kepada siswa berupa penghargaan secara verbal maupun non verbal sehingga konslei benar-benar merasa dihargai.
Adapun tentang kemampuan dasar konseling dapat dilihat di sini.
Adapun tentang kemampuan dasar konseling dapat dilihat di sini.
6. Penilaian layanan bimbingan dan konseling
Alat penilaian yang secara umum ada pada masing-masing sekolah terbagi dalam tiga kategori, yaitu laiseg (penilaian segera),laijapen (penilaian jangka pendek) dan laijapang (penilaian jangka panjang).
Salah satu pemikiran inovatif yang dapat ditawarkan adalah dengan membuat format penilaian layanan yang tidak hanya setelah proses layanan tetapi melihat faktor lain yang mempengaruhinya, misalnya keluarga dan masyarakat. Sehingga hasil dari penilaian layanan yang diberikan dapat lebih akurat. Disamping itu konselor mengupayakan penilaian yang siaftnya akumulatif dalam artian melihat kebiasaannya di sekolah. Misal mengupayakan kamera CCTV pada setiap kelas dan di luar kelas, sehingga konselor bisa mengamati aktivitas siswa secara langsung. Sehingga hal ini akan menghindari siswa bertopeng atau menglak dari kenyatan yang sebenarnya dialami.
7. Desain Ruang Konseling
Ruang konseling yang nyaman dan sejuk serta kondusif merupakan standar utama supaya pelayanan konseling dapat berjalan dengan memuaskan. Tempat konseling yang merupakan factor eksternal dalam proses pelaksanaan konseling memegang peranan penting dalam aspek kenyamanan, dengan prinsip bahwa orang yang bermasalah akan lebih kondusif bila berada pada situasi yang nyaman.
Salah satu inovasi yang bisa ditawarkan adalah dengan membuat desain ruang konseling yang berbasis teknologi. Misalnya pengadaan AC, komputer yang terkoneksi dengan internet, sarana audio-visual yang bisa menampilkan tayangan yang bisa mendukung proses layanan. Dalam ruang konseling ini, setidaknya terdapat ruang untuk koselor, ruang konseling individual yang dilengkapi dengan cermin dan ruang konseling kelompok yang cukup juga untuk melakukan konferensi kasus. Sehingga pembuatan ruang konseling seyogyanya mempertimbangkan kapasitas layanan yang akan dilaksanakan didalamnya.
E. Dukungan sistem dalam Bimbingan dan Konseling
1. Kerjasama Kepala sekolah dengan guru BK
Tanpa adanya kerjasama yang ideal dan dukungan dari kepala sekolah, maka suatu program yang dijalankanpun tidak akan berhasil dengan baik. Begitupun dengan kinerja guru BK di sekolah yang tanpa dukungan dari pimpinan, maka program dari konselorpun akan terhambat atau sebaliknya. Salah satu hal inovatif yang bisa dikembangkan adalah dengan memberikan tugas tambahan kepada guru BK sebagai penasehat utama dari kepala sekolah, sehingga lebih terorganisir dalam upaya penciptaan kedisiplinan siswa.
2. Berdirinya Asosiasi Bimbingan dan Konseling (ABKIN)
Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia disingkat ABKIN adalah organisasi profesi untuk para konselor di Indonesia. Asosiasi ini memberikan lisensi melalui proses sertifikasi bagi para konselor tertentu sebagai tanda bahwa yang bersangkutan berwenang menyelenggarakan konseling dan pelatihan bagi masyarakat umum secara resmi. Asosiasi ini didirikan pada tahun 2003 dalam kongres nasional di Lampung seiring upaya memperkuat konselor sebagai suatu profesi sebagai pengganti Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia yang merupakan organisasi profesi yang menaungi petugas bimbingan dan konseling sebelumnya. Organisasi profesi ini sejak pendiriannya sampai sekarang masih dipimpin oleh Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata sebagai ketua umumnya.
Dengan adanya ABKIN maka konselor dapat menumpahkan segala aspirasi, membuat rancangan baru dan suatu perencanaan yang dapat berkontribusi dengan bimbingan dan konseling. Fenomena yang terlihat di lapangan adalah ada beberapa personil yang bukan dari BK memiliki kartu ABKIN tersebut,sehingga untuk itu perlu dilakukan suatu inovasi dalam pembuatan kartu ABKIN tersebut.
Inovasi yang bisa dilakukan adalah dengan membuat kartu ABKIN yang siaftnya hanya diberlakukan bagi mereka yang memang memiliki latar belakang pendidikan dalam bidang bimbingan dan konseling. Sehingga sebelum pebuatan kartu tersebut, seyogyanya panitia membuat suatu lembar persyaratan yang berisi beberapa ketentuan khusus. Supaya lebih elegan, kartu ABKIN bisa dibuat dalam bentuk digital yang hanya bisa digunakan oleh si pemilik kartu tersebut.
3. Pemerataan Guru B&K di masing-masing sekolah.
Masih banyak terlihat di beberapa sekolah, bahwa posisi guru bimbingan dan konseling ditempati oleh mereka yang berasal dari non-BK. Sudah tentunya hal tersebut akan mengurangi profesionalitas dalam pemberian layanan kepada klien menjadi kurang optimal. Inovasi yang bisa ditawarkan adalah dengan mengajukan kepada pemerintah supaya pada masing-masing sekolah, guru bisa menempati lahannya masing-masing sesuai dengan bidang kajiannya.
F. Layanan Bimbingan Konseling Berbasis Teknologi
Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, interaksi antara konselor dengan klien tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet dalam bentuk “cyber counseling”. Layanan bimbingan dan konseling ini merupakan salah satu model pelayanan konseling yang inovatif dalam upaya menunjukkan pelayanan yang praktis dan bisa dilakukan dimana saja asalkan ada koneksi atau terhubung dengan internet.
Hal ini tidak akan terlepas dari kesediaan konselor itu sendiri untuk meluangkan waktunya dalam upaya memberikan layanan secara virtual. Sudah tentunya untuk dapat menjalankan cyber counseling, konselor atau calon konselor menguasai pemrograman computer yang mendukung untuk hal tersebut. Upaya yang dapat dilakukan untuk penguasaan konselor terhadap teknologi computer dapat diupayakan dengan bebrapa cara inovatif, yaitu :
- Memberikan pelatihan internet kepada konselor untuk mendukung terwujudnya Cyber Counseling dengan mengundang pakar yang ahli dibidangnya.
- Memprogramkan mata kuliah komputer dan aplikasinya sejak dini kepada calon konselor dan tidak menutup kemungkinan di masing-masing sekolah dasar atau menengah diupayakan mata pelajaran tambahan tersebut.
Dengan demikian, pelaksanaan cyber counseling idealnya sekolah atau konselor yang bersangkutan tersebut dapat menguasai beberapa aplikasi internet dan menyediakan website tersendiri yang dipergunakan khusus untuk kepentingan Bimbingan dan Konseling bagi para siswanya. Terkait dengan cyber counseling, adapun beberapa aplikasi internet yang dapat dijalankan sebagai ide dan strategi yang inovatif dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Web-Site
Website adalah sebuah cara untuk menampilkan diri di Internet. Dapat diibaratkan Website adalah sebuah tempat di Internet, siapa saja di dunia ini dapat mengunjunginya, kapan saja mereka dapat mengetahui tentang sesuatu, memberi pertanyaan kepada kita, memberikan anda masukan atau bahkan mengetahui dan membeli produk kita.
Pada dasarnya guru BK membuat web-site tersendri di masing-masing sekolah atau perguruan tinggi. Dalam web-site tersebut ditampilkan info tentang segala informasi yang berkaitan dengan BK yang sifatnya bisa didownload secara gratis. Konselor bisa membuat berbagai jenis informasi yang berkaitan dengan kajiannya dan berorientasi pada kebutuhan konselor. Dengan demikian, konselor akan lebih praktis dari segi penyampainnya dan siswapun bisa mendapatkan informasi dengan cepat.
Karena karakteristik masing-masing sekolah berbeda maka website tersebut dibuat oleh masing-masing sekolah baik pada jenjang SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi dengan berbagai informasi yang kompeten untuk diketahu oleh siswanya. Misalnya : informasi tentang cara belajar yang efektif, disiplin diri, pengumuman ujian atau nilai siswa dan hal lain yang dipentingkan oleh siswa.
2. Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis e-mail
E-mail merupakan cara baru untuk berkomunikasi secara cepat dan efektif melalui surat elektronik di internet. Sudah tentunya untuk dapat menjalankan hal ini maka konselor dan siswa harus punya alamat e-mail masing-masing. Dalam upaya membuat e-mail ini, bisa di buat di yahoo dengan alamat http/www.yahoo.com atau di google dengan alamat http/www.gmail.com. Ketika alamat tersebut dibuka di internet, secara langsung sudah terdapat cara untuk membuatnya.
E-mail counseling merupakan satu kesempatan untuk berkomunikasi antara klien dan konselor yang di dalamnya dibahas mengenai masalah yang dihadapi klien. Sehingga strategi ini bisa dimanfaatkan dalam beberapa jenis layanan, misalnya: konseling individual, layanan konsultasi, layanan informasi maupun layanan lain yang bisa diupayakan lewat e-mail tersebut.
Adapun cara melakukan e-mail counseling ini adalah dapat dijabarkan sebagai berikut :
- Konselor dan konseli membuat alamat e-mail masing-masing
- Dalam suatu sekolah sudah ada kesepakatan antara konselor dengan siswa untuk menjalankan e-mail counseling.
- Konseli menulis e-mail kepada konselor dengan bahasa yang sopan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh siswa/konseli.
- Konselor memberikan balasan e-mail sesuai dengan kategori masalahnya.
Lewat cara ini konselor akan bisa memberikan layanan konseling di luar jam sekolah sehingga tidak mengganggu jam peljaran di kelas. Sehingga akan berkesan lebih efektif. Namun yang perlu dipersiapkan adalah koneksi internet baik pada computer/laptop maupun hanphone yang support dengan aplikasi internet.
3. Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Facebook
Facebook adalah situs web jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School. Membuat alamat facebook dapat dibuat lewat alamat http/www.facebook.com. Lewat link ini konselor dan konseli bisa membuat alamat facebook yang caranya sudah ada disana seperti terlihat pada gambar di samping. Untuk menjamin kerahasiaannya, maka dalam suatu sekolah membuat suatu kesepakatan untukmenjalankan system tersebut. Supaya tidak bisa diakses oleh semua orang maka pada username dibuat menggunakan kode sandi berupa huruf atau angka. Misalnya namanya Gede Tresna siswa kelas X bisa dibuat menjadi GT10 SMA2. Username seperti itu akan sulit untuk dikases oleh semua orang. Dengan demikian asas kearhasiaan dapat terjamin.
Melakukan layanan konseling lewat facebook merupakan suatu inovasi bimbingan konseling secara virtual. Lewat layanan ini, klien akan bisa lebih terbuka khususnya bagi meraka yang agak pemalu untuk mengungkapkan masalahnya kepada konsleor secara virtual. Lewat facebook, akan tercipta kehangatan sejak awal antara konselor dan klien sebelum melakukan pertemuan langsung.
4. Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Videoconverence
Videoconverence merupakan bentuk komunikasi virtual secara audio-visual yang dibantu dengan koneksi internet. Videoconference akan mempermudah untuk melakukan komunikasi audio-visual antara para konselor maupun dengan konseli. Videoconference ini bisa diupayakan lewat yahoo massanger (menggunakan acount e-mail yahoo). Dengan mengupayakan hal ini akan memungkinkan untuk bisa tatap muka langsung walaupun secara virtual.
Melalui videoconference, para konselor akan bisa saling menukar informasi dan segala hal yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling. Begitupun dengan siswa, bagi siswa atau konseli yang memiliki fasilitas internet maka bisa melakukan tatap muka langsung secara virtual dengan konselor.
5. Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Telepon
Hanphone merupakan barang elektronik yang mempermudah melakukan telewicara dan pengiriman pesan secara otomatis. Apabila media telepon/hanphone ini dimanage secara baik oleh pihak bimbingan dan konseling, maka ada beberapa layanan yang bisa diupayakan, yaitu: Layanan Konsultasi, Konseling Individual, bimbingan karir,bimbingan belajar dan jenis layanan yang lain sesuai dengan daya kreativitas konselor itu sendiri. Sudah tentunya, untuk menjalankan layanan ini harus ada kesepakatan antara konselor dengan konseli untuk menjalankan layanan tersebut. Supaya dapat menjalankan layanan ini, maka sudah tentunya pihak bimbingan konseling di masing-masing sekolah menyediakan telepon khusus yang dimanfaatkan sebagai media layanan. Tidak menutup kemungkinan untuk seting layanan di luar situasi formal, bisa diupayakan melalui hanphone berdasarkan kesepkatan yang sudah dibuat antara konselor dengan siswa.
Etika pelayanan konseling dengan menggunakan telepon adalah sebagai berikut:
- Gunakan bahasa yang sopan sesuai dengan kondisi konseli
- Gunakan suara lembut,volume yang rendah dan intonasi yang bersahabat.
- Dengarkan pembicaraan sampai selesai, jangan menyela kata-kata konseli apalagi pada tahap awal pembicaraan.
- Mengembangkan perasaan senang dan berpikir positif tentang siapa pun yang menelepon.
- Catat hal-hal yang perlu memperoleh perhatian.
- Memfokuskan pembicaraan untuk mengefektifkan penggunaan media komunikasi.
- Selalu mengakhiri pembicaraan dengan kesiapan untuk melakukan hubungan komunikasi selanjutnya.
- Sudah tentunya, beberapa point di atas akan menjadi landasan utama dalam pelaksanaan konseling berbasis telepon ini. Adapun panduan operasional konseling dengan menggunakan telepon/hanphone adalah sebagai berikut.
- Segera angkat telpon sebelum dering ketiga dan siapkan ATK yang diperlukan.
- Ucapkan pass word (Misalnya, hot line counseling service SMA2) ikuti dengan mengucapkan ”selamat.......(waktu)
- Sebutkan nama: ” Dengan........Di sini, ada yang dapat saya bantu?”
- Dengarkan apa yang disampaikan oleh penelepon.
- Tanyakan identitas konseli sebagai bagian dari pembicaraan.Misalnya:”Mohon maaf....Dengan siapa saya bicara....?”
- Berikan informasi, solusi, jawaban, nasehat, atau alternatif sesuai kebutuhan konseli.
- Kemukakan apa yang tidak dapat dilakukan,kemudian tawarkan alternatif solusi dan kemukakan keterbatasan yang dialami.
- Catat deskripsi pembicaraan pada saat konseling berlangsung.
- Akhiri pembicaraan, ucapkan terima kasih, dan nyatakan kesediaan untuk dihubungi kembali.”Terima kasih.....telah menghubungi Hot Line Counseling Service SMA2 ”. Kami siap membantu .......kembali jika diperlukan. Selamat......(waktu)
- Tutup telepon
6. Insturmentasi dan analisis tes berbasis teknologi
Dalam upaya strategi penilaian dan salah satu strategi penggalian informasi dari konseli, maka konselor mengupayakan insrtumentasi berupa tes maupun non tes. Supaya lebih praktis, maka konselor berupaya untuk berinovasi dalam pengadaan dan analisis tes berbasis teknologi.
a. Program membuat instrumentasi secara praktis
Berbekalkan kemampuan dalam bidang aplikasi komputer, konselor menciptakan suatu inovasi yang mempermudah dalam membuat instrumentasi lewat bantuan program komputer, misalnya pembuatan kuesioner, tes bakat maupun tes yang lainnya. Cara tersebut akan lebih praktis ketimbang dikerjakan secara manual.
b. Memeriksa tes/instrumen secara praktis
Supaya lebih mudah, maka guru bimbingan dan konseling berupaya memeriksa tes dengan menggunakan program komputer. Sudah tentunya, program untuk memeriksa tes tersebut sudah disediakan oleh konselor sebagai karya inovatifnya.
REFERENSI
Corey, Gerlald. 2003. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi (Terj. E. Koswara), Bandung : Refika
Dirjen PMPTK, 2007. Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal (Naskah Akdemik). Jakarta
Gati, I. (1994, Sep-Oct). Computer-assisted career counseling: Dilemmas, problems, and possible solutions. Journal of Counseling & Development, 73(1), 51-73.
Gendler, Margaret E..1992. Learning & Instruction; Theory Into Practice. New York : McMillan Publishing.
Rogers, Everett.1983. Diffusion of Innovation. New York: The Free Press A Division of Macmillan Publishing Co. Inc
Sudarman,Danin. 2002. Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Pustaka Setia: Bandung
Suherman, Uman. 2009. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung : Rizqi Press
Shernoff, Michael.2000. Cyber Counseling for Clien (Published in the Journal of Gay & Lesbian Social Services). Haworth Press
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
mantappppppppppp
ReplyDeletedumogi gelis tamat jero ...sukses selalu
ReplyDelete